Senin, 29 November 2010

Budaya Cinta Lingkungan

Bumi dan isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah dititipkanNya kepada kita manusia untuk menjaganya. Akan tetapi terkadang manusia suka lupa dengan tanggung jawabnya sebagai manusi yang dikaruniai indra untuk selalu berbuat baik, termasuk didalamnya menjaga lingkungan hidup.
Lingkungan yang kian tahun semakin rusak karena ulah manusi, manusia yang seharusnya menjaga dan melestarikan. Yang pada akhirnya terjadilah bencana sebagai dampak dari perbuatannya. Banjir misalnya yang menenggelamkan lahan pertanian dan rumah, longsor yang juga banyak memakan korban jiwa. Bencana ini tentunya tidak datang dengan sendiri kalau bukan karena sebab.
Seharusnya mungkin kita perlu tanamkan dari dini kepada masyarakat kita bahwa sebenarnya merupakan kewajiban setiap manusia menjaga lingkungan. Dan pendidikan lingkungan ini sepertinya sudah seharusnya masuk kedalam mata pelajaran ataupun mata kuliah, sehingga yang namanya pengetahuan lingkungan ini sangat berperan pada usaha kita melakukan penyadaran lingkungan terhadap masyarakat. Dengan tidak mengurangi porsi kampanye kita yang sudah lakukan selama ini.
Pendidikan lingkungan itu perlu dan penting, ini demi terwujudnya Indonesia sebagai negara yang bersih dan mencintai lingkungan. Dengan adanya pendidikan lingkungan harapannya adala, yang paling kecil saja dulu, tidak ada lagi orang yang membuang sampah dijalan ataupun dilingkungan sekitarnya. Kesadaran tersebut akan terjadi apabila kita semua sungguh sungguh melakukannya, demi lingkungan.

http://bindrang.wordpress.com/2007/04/25/budaya-cinta-lingkungan/

Selasa, 23 November 2010

Membudayakan Cinta Lingkungan Hidup melalui Dunia Pendidikan

Dulu, Indonesia dikenal sebagai sebuah negeri yang subur. Negeri kepulauan yang membentang di sepanjang garis katulistiwa yang ditamsilkan ibarat untaian zamrud berkilauan sehingga membuat para penghuninya merasa tenang, nyaman, damai, dan makmur. Tanaman apa saja bisa tumbuh di sana. Bahkan, tongkat dan kayu pun, menurut versi Koes Plus, bisa tumbuh jadi tanaman yang subur.
Namun, seiring dengan berkembangnya peradaban umat manusia, Indonesia tidak lagi nyaman untuk dihuni. Tanahnya jadi gersang dan tandus. Jangankan tongkat dan kayu, bibit unggul pun gagal tumbuh di Indonesia. Yang lebih menyedihkan, dari tahun ke tahun, Indonesia hanya menuai bencana. Banjir bandang, tanah longsor, tsunami, atau kekeringan seolah-olah sudah menjadi fenomena tahunan yang terus dan terus terjadi. Sementara itu, pembalakan hutan, perburuan satwa liar, pembakaran hutan, penebangan liar, bahkan juga illegal loging (nyaris) tak pernah luput dari agenda para perusak lingkungan. Ironisnya, para elite negeri ini seolah-olah menutup mata bahwa ulah manusia yang bertindak sewenang-wenang dalam memperlakukan lingkungan hidup bisa menjadi ancaman yang terus mengintai setiap saat.
Mengapa bencana demi bencana terus terjadi? Bukankah negeri ini sudah memiliki perangkat hukum yang jelas mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup? Bukankah Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional telah membangun kesepakatan bersama tentang pendidikan lingkungan hidup? Namun, mengapa korban-korban masih terus berjatuhan akibat rusaknya lingkungan yang sudah berada pada titik nadir? Siapa yang mesti bertanggung jawab ketika bumi ini tidak lagi bersikap ramah terhadap penghuninya? Siapa yang harus disalahkan ketika bencana dan musibah datang beruntun menelan korban orang-orang tak berdosa?

from : http://sawali.wordpress.com