Jumat, 03 Desember 2010

Cinta ungai

 Sungai jaman dahulu sebagai sumber kehidupan manusai, baik itu sebagai sember mata pencaharian, sebagai tempat mandi, tempat untuk keperluan minum. Tapi di jaman sekarang ini sungai bisa sebagai sumber musibah bagi kota seperti JAKARTA.

Sungai pada hakekatnya sebagai salah satu sumber kehidupan manusia. Dengan adanya sungai manusia bisa minum, manusia bisa mandi, dan kebutuhan-kebutuhan lainya. Tapi dengan sungai masalah bisa saja muncul, seperti banjir.

Banjir seringkali terjadi akibat ulah manusia, ulah manusia yang membuang sampah sembarangan ke sungai dan mennyebabkan pendangkalan. Hal ini menyebabkan aliran sungai tersendat dan mengakibatkan volume air menjadi naik dan terjadilah banjir.

Apabila terus terjadi pembuangan sampah kesungai dan mengakibatkan sungai tersebut menjadi tercemar maka manusia yang tinggal didaerah sekitar sungai yang tercemar maka bukan tidak mungkin bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit.

Jadi solusi yang tepat mari kita menjaga sungai kita dimanapun itu agar lingkungan kita menjadi bersih. Dan banyak hal positif yang dapat kita dapatkan dari sungai.
Mari Jadikan Sungai Sebagai Bagian Dari Hidup Kita... GO GREEEN

Senin, 29 November 2010

Budaya Cinta Lingkungan

Bumi dan isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah dititipkanNya kepada kita manusia untuk menjaganya. Akan tetapi terkadang manusia suka lupa dengan tanggung jawabnya sebagai manusi yang dikaruniai indra untuk selalu berbuat baik, termasuk didalamnya menjaga lingkungan hidup.
Lingkungan yang kian tahun semakin rusak karena ulah manusi, manusia yang seharusnya menjaga dan melestarikan. Yang pada akhirnya terjadilah bencana sebagai dampak dari perbuatannya. Banjir misalnya yang menenggelamkan lahan pertanian dan rumah, longsor yang juga banyak memakan korban jiwa. Bencana ini tentunya tidak datang dengan sendiri kalau bukan karena sebab.
Seharusnya mungkin kita perlu tanamkan dari dini kepada masyarakat kita bahwa sebenarnya merupakan kewajiban setiap manusia menjaga lingkungan. Dan pendidikan lingkungan ini sepertinya sudah seharusnya masuk kedalam mata pelajaran ataupun mata kuliah, sehingga yang namanya pengetahuan lingkungan ini sangat berperan pada usaha kita melakukan penyadaran lingkungan terhadap masyarakat. Dengan tidak mengurangi porsi kampanye kita yang sudah lakukan selama ini.
Pendidikan lingkungan itu perlu dan penting, ini demi terwujudnya Indonesia sebagai negara yang bersih dan mencintai lingkungan. Dengan adanya pendidikan lingkungan harapannya adala, yang paling kecil saja dulu, tidak ada lagi orang yang membuang sampah dijalan ataupun dilingkungan sekitarnya. Kesadaran tersebut akan terjadi apabila kita semua sungguh sungguh melakukannya, demi lingkungan.

http://bindrang.wordpress.com/2007/04/25/budaya-cinta-lingkungan/

Selasa, 23 November 2010

Membudayakan Cinta Lingkungan Hidup melalui Dunia Pendidikan

Dulu, Indonesia dikenal sebagai sebuah negeri yang subur. Negeri kepulauan yang membentang di sepanjang garis katulistiwa yang ditamsilkan ibarat untaian zamrud berkilauan sehingga membuat para penghuninya merasa tenang, nyaman, damai, dan makmur. Tanaman apa saja bisa tumbuh di sana. Bahkan, tongkat dan kayu pun, menurut versi Koes Plus, bisa tumbuh jadi tanaman yang subur.
Namun, seiring dengan berkembangnya peradaban umat manusia, Indonesia tidak lagi nyaman untuk dihuni. Tanahnya jadi gersang dan tandus. Jangankan tongkat dan kayu, bibit unggul pun gagal tumbuh di Indonesia. Yang lebih menyedihkan, dari tahun ke tahun, Indonesia hanya menuai bencana. Banjir bandang, tanah longsor, tsunami, atau kekeringan seolah-olah sudah menjadi fenomena tahunan yang terus dan terus terjadi. Sementara itu, pembalakan hutan, perburuan satwa liar, pembakaran hutan, penebangan liar, bahkan juga illegal loging (nyaris) tak pernah luput dari agenda para perusak lingkungan. Ironisnya, para elite negeri ini seolah-olah menutup mata bahwa ulah manusia yang bertindak sewenang-wenang dalam memperlakukan lingkungan hidup bisa menjadi ancaman yang terus mengintai setiap saat.
Mengapa bencana demi bencana terus terjadi? Bukankah negeri ini sudah memiliki perangkat hukum yang jelas mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup? Bukankah Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional telah membangun kesepakatan bersama tentang pendidikan lingkungan hidup? Namun, mengapa korban-korban masih terus berjatuhan akibat rusaknya lingkungan yang sudah berada pada titik nadir? Siapa yang mesti bertanggung jawab ketika bumi ini tidak lagi bersikap ramah terhadap penghuninya? Siapa yang harus disalahkan ketika bencana dan musibah datang beruntun menelan korban orang-orang tak berdosa?

from : http://sawali.wordpress.com

Minggu, 31 Oktober 2010

you n` m3 is LimBar

Qta adaLAh LimBar,

.
.Singkatan Dari Chalim dan Akbar
.
.Kami adalah bagian kecil dari anak2 pecinta lingkungan.
.
.Kami di sini ingin menampilkan sesuwatu yang berhubungan dengan lingkungan.
.
.Kami ingin mengajak anda yang mengunjungi blog kami untuk lebih menghargai lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh bagi kelangsungan kehidupan Qta.
.
.semoga anda yang mengunjungi Blog kami dapat mengambil hikmah dari artikel yang kami muat di Blog kami.
.
.Terima kasih atas kunjungannya!!!!!

Sabtu, 30 Oktober 2010

Menjaga Lingkungan Perairan Sungai

1. Melestarikan Hutan di Hulu Sungai

Agar tidak menimbulkan erosi tanah di sekitar hulu sungai sebaiknya pohon-pohon atau pepohonan tidak digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi otomatis akan mambawa tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir yang sehingga menyebabkan pendangkalan sungai.

2. Tidak Buang Air di Sungai atau Kali

Buang air kecil dan air besar sembarangan adalah perbuatan yang salah. Kesan pertama dari tinja atau urin yang dibuang sembarangan adalah bau dan menjijikkan. Ekskresi juga merupakan salah satu medium yang paling baik untuk perkembangan bibit penyakit dari mulai penyakit ringan sampai ke penyakit yang berat dan kronis. Oleh sebab itu janganlah boker dan beser di sembarang tempat.

3. Tidak Membuang Sampah Ke Sungai

Sampah yang dibuang secara sembarangan ke kali akan menyebabkan aliran air menjadi mampet. Selain itu sampah juga menyebabkan sungai cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim penghujan. Sampah juga membuat sungai tampak kotor, tidak terawat, terkontaminasi, dan lain sebagainya.

4. Tidak Membuang Limbah Rumah Tangga dan Industri

Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri yang berupa limbah cair adalah dengan membuangnya ke sungai. Namun apakah limbah itu aman dan layak untuk dibuang ke sungai? Hal itu membutuhkan penelitian dan proses perubahan secara kimia yang tentu saja akan menambah biaya operasional perusahaan. Pemerintah melalui kementrian lingkungan hidup telah membuat tata cara serta aturan untuk pembuangan limbah yang benar-benar ketat. Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu saja bisa menimbulkan berbagai gangguan masyarakat mulai dari bau yang tidak sedap, pencemaran terhadap air tanah, gangguan kulit, serta masih banyak lagi gangguan kesehatan lain yang merugikan.

sumber : http://www.akujagoan.com/2010/10/usaha-dan-cara-menjaga-kelestarian.html

Menjaga Lingkungan Demi Hidup Manusia

Apa itu lingkungan? Selama ini kebanyakan orang ketika ditanya dengan pertanyaan itu akan menjawab bahwa lingkungan adalah sesuatu yang berada di sekeliling kita. Kaitannya dengan lingkungan yang bersih, lingkungan yang aman, menjaga lingkungan tetapi tidak ada yang benar-benar paham lingkungan sebenarnya. Lingkungan adalah suatu sistem, dapat diibaratkan dengan sistem tubuh kita. Coba saja perut mual maka kita bisa muntah, bisa pusing, bisa jadi demam gara-gara ada yang terganggu dalam tubuh kita atau misalnya gigi yang bolong bisa membuat kepala pusing, tidak konsentrasi, tubuh jadi lemas, dan macam-macam. Intinya adalah ketika satu bagian yang terganggu maka bagian yang lain juga ikut terganggu. Begitu juga dengan lingkungan, contoh konkritnya adalah tidak adanya bak sampah akan membuat sampah bertebaran di mana-mana, kalau sampah sudah seperti itu, maka akan timbul bibit penyakit, nah bibit penyakit ini bisa menyerang manusia. Padahal masalahnya sepele cuma bak sampah saja yang nihil. Tapi akibatnya bisa di luar dugaan.

Mau tidak mau manusia harus memikirkan hal yang seperti ini, contoh di atas adalah contoh yang terlihat dan bentuknya disadari betul bahwa bak sampah adalah tempat sampah seharusnya berada. Tapi kalau yang lain? Misalnya limbah kimia yang sulit terurai, coba kalau kita lihat luasnya samudra sangatlah luar biasa dan limbah kimia jika dibandingkan dengan samudra sangatlah kecil, sehingga secara nyata hal ini dapat dijadikan argumentasi bahwa limbah-limbah dapat dibuang ke laut, dan masih banyak contoh yang lain. Namun pertanyaannya adalah limbah tersebut akan menyakiti apa? siapa? atau merusak apa? apakah terjamin bahwa limbah akan cepat terurai di laut? Hubungannya apa dengan manusia? Kalau dilihat dari segmen-segmen kecil, mungkin hal ini tak berarti apa-apa tapi kalau dilihat secara holistik atau keseluruhan maka efeknya akan menyebar sampai ke mana-mana misalnya karang jadi rusak, ikan mati, ikan keracunan, lalu ikan keracunan dimakan manusia, lalu manusia jadi keracunan. Mudah kan? Pokoknya kalau sudah mengganggu lingkungan maka manusia sendiri nantinya yang akan terganggu.
Kecil-kecil memang tidak disadari bahayanya nanti kalau sudah besar barulah tanggul ditinggikan, belum tinggi betul dibangun sudah diterjang bahaya. Inilah yang harus dihindari. Kalau kita merasa akan sakit, kita jarang ke dokter atau mengambil inisiatif minum vitamin atau obat. Tapi kalau sudah sakit barulah obat dicari, tapi sudah terlanjur sakit dan rasanya tidak enak. Ini juga mental manusia yang harus diubah, kita sepatutnya mempelajari peribahasa bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Tapi nampaknya terlalu ekstrim peribahasa itu, apakah membuang sampah pada tempatnya itu bersakit-sakit dahulu? Apakah mematikan lampu atau TV pada saat tidak dipakai itu bersakit-sakit dahulu? tidak kan? Bahkan lebih mudah. Apa hubugannnya dengan lingkungan? Tahu hukum termodinamika bahwa suatu energi pasti akan habis juga? Ini juga dapat dijadikan dasar, energi yang kita biasa gunakan seperti listrik semua sumbernya disediakan oleh lingkungan. Kalau lingkungan sudah mencapai batasnya maka hidup manusia juga mencapai batasnya. Tinggal memilih saja menjaga untuk terus hidup atau merusak untuk punah.

from : aprilins.com